KUDUS – Dalam upaya mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan, tim peneliti dari UIN Sunan Kudus yang tergabung dalam program MoRA The AIR Funds mengadakan Pelatihan Tata Kelola Wisata di kawasan Muria, Kamis (24/7/2025). Kegiatan ini berlangsung di Aula Desa Japan, Kecamatan Dawe, dan dihadiri oleh pelaku wisata lokal, diantaranya pengelola Kampung Budaya Piji Wetan, Pijar Park Kudus, Pokdarwis di wilayah Muria, Muria Jeep Adventure, dan komunitas Pijar Jeep Adventure.
Dalam sambutannya, anggota tim riset MoRA The AIR Funds, Dr. Mohammad Dzofir, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan rangkaian kegiatan dari program Riset Indonesia Bangkit yang didukung oleh LPDP dan Kementerian Agama RI. Fokus utama pelatihan kali ini adalah meningkatkan kapasitas SDM para pelaku wisata dalam tata kelola layanan wisata.
“Kami ingin agar pelaku wisata memiliki keterampilan dalam memberikan layanan prima sekaligus keramah tamahan sehingga wisatawan merasa nyaman dan puas. Hal ini sudah tentu akan menjadikan wisata Muria semakin menarik dan berkembang." ujarnya.
Kegiatan pelatihan ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam membangun kapasitas dan kualitas SDM pelaku wisata Muria. Dzofir juga berharap program riset Mora dapat meningkatkan kolaborasi dan sinergitas diantara para pelaku wisata di kawasan Muria, sehingga terbangun ekosistem wisata terintegrasi dan berkelanjutan.
"Ini sejalan dengan visi pengembangan Sustainable Tourism yang terintegrasi secara ekonomi, religi, budaya, dan alam di Kawasan Muria,” ungkapnya.
Salah satu narasumber pelatihan, Anwar A.Md.Par. dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), membawakan materi Jeep Adventure Hospitality. Ia menekankan pentingnya sikap ramah tamah sebagai nilai dasar pelayanan wisata yang profesional.
“Driver jeep bukan hanya pengemudi, tetapi juga duta wisata lokal, pemandu perjalanan, penjaga keselamatan tamu, dan pemberi kesan pertama yang menentukan,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya penguasaan informasi lokal, rute, serta kemampuan menciptakan imajinasi sebelum wisatawan menyaksikan langsung destinasi. Hal ini, menurutnya, mampu memberikan pengalaman berbeda yang membekas di ingatan pengunjung.
Senada dengan itu, Dr. Nur Khafid, M.Sc., Kasubdit Litapdimas Kementerian Agama RI, menyoroti potensi besar kawasan Muria yang belum tergarap optimal. “Muria bukan sekadar destinasi religi. Ia menyimpan kekayaan budaya, keindahan alam, dan potensi ekonomi dari UMKM lokal. Sayangnya, belum ada titik rujukan wisata yang dikenal luas,” ungkapnya.
Ia mendorong keterlibatan generasi muda dalam mempromosikan kawasan Muria melalui media sosial dan konten viral. Salah satu strateginya adalah mengundang media seperti tim My Trip My Adventure untuk mengeksplorasi potensi wisata Muria dan membantu branding kawasan ini secara nasional.
Pengelola Muria Jeep Adventure, Mahmud, sangat mengapresiasi kegiatan pelatihan yang diselenggarakan tim riset UIN Sunan Kudus. Menurutnya kegiatan ini baru pertama kali diadakan dan sangat dibutuhkan bagi para pengelola wisata jeep adventure. " Melalui kegiatan pelatihan ini kami memperoleh wawasan dan pengalaman baru tentang aspek keramah tamahan dalam pengelolaan wisata." ujarnya.
Mahmud berharap kegiatan pelatihan seperti ini dapat terus diselenggarakan agar terwujud SDM yang berkualitas. Lebih lanjut Mahmud minta tim riset UIN Sunan Kudus dapat menjadi jembatan sekaligus pendamping bagi para pelaku wisata Muria dalam pengembangan wisata Muria. "Selama ini belum ada perhatian khusus dari pemerintah Kabupaten Kudus."ungkapnya. Mahmud juga menyatakan siap untuk berkolaborasi dengan tim riset untuk menyelenggarakan even-even berskala nasional untuk mendongkrak wisata Muria ke tingkat lebih tinggi. []